Kisah3 Orang Yang Meninggalkan Sesuatu Karena Maka Allah Tolong Mereka. Sahabat jasa aqiqah, dari nafi' dari ibnu umar bahwa rasulullah bersabda,"Manakala 3 orang dari umat sebelum kalian sedang mengadakan perjalanan, tiba-tiba mereka ditimpa oleh hujan, maka mereka berteduh di dalam sebuah gua. (Tanpa disangka) gua tersebut menyekap mereka karena pintunya tertutup oleh batu yang besar. Kaliini kami akan menulis sesuatu yang ditinggalkan karena Allah akan mendatangkan kedamaian. Rasulullah bersabda seperti disebutkan oleh Imam Ahmad dalam kitab al-Musnad (j. 5 h. 363), "Sesungguhnya engkau tidaklah meninggalkan sesuatu itu karena mencari keridhaan Allah, Melainkan Dia akan menggantikannya dengan yang lebih baik dari apa yang telah engkau tinggalkan" (H.R. Imam Ahmad) Karenadi balik kisah-kisah tersebut tersimpan pelajaran-pelajaran berharga dan kisah-kisah tersebut-pada hakikatnya-adalah harta simpanan yang para nabi allah. Kisah, 2020. Rhifas Cholter. Download Download PDF. Full PDF Package Download Full PDF Package. This Paper. Diantara kaidah yang ditunjukkan oleh Al-Qur'an dan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah Ta'ala, maka Allah Ta'alaakan menggantinya dengan sesuatu yang (jauh) lebih baik. Dalam hadits riwayat Imam Ahmad, diceritakan tentang seorang lelaki dari penduduk kampung (Arab Badui) yang berkata, Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah Azza wa Jalla melainkan Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik untukmu." KISAH TRAGIS SI MURTAD PENGHINA NABI SHALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM. 31-08-2019 | 254 dilihat. Akibat Ilmu Tidak Diamalkan. 24-11-2021 | 275 dilihat. Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah 'Azza wa Jalla, kecuali Allah akan menggantikannya bagimu dengan yang lebih baik bagimu" (HR Ahmad no 23074) Fiqh Hadits : PERTAMA: Lafal ( شَيْئًا = sesuatu), adalah kalimat nakiroh dalam konteks kalimat nafyi (negatif) memberikan faedah keumuman. Artinya "sesuatu" apa saja yang engkau tinggalkan karena Allah 3) Kisah Nabi Ibrahim 'alaihis salaam yang harus meninggalkan kaumnya, meninggalkan kerabat dan keluarganya yang menyembah patung, lalu berhijrah menuju Palestina, maka Allah pun menggantikan baginya anak-anak yang sholeh. Diantaranya Ishaq 'alaihis salaam yang akhirnya dilahirkan oleh Sarah yang telah mencapai masa monopouse. Allah berfirman : Diantara kaidah yang ditunjukkan oleh Al-Qur'an dan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah Ta'ala, maka Allah Ta'ala akan menggantinya dengan sesuatu yang (jauh) lebih baik. Husainas menimpali, "Benar ucapanmu. Segala sesuatu ada di tangan Allah. Setiap hari Dia pasti memiliki kehendak. Jika ketentuan Ilahi sesuai dengan kehendak kami, maka kami akan bersyukur kepada-Nya atas seluruh nikmat yang telah Dia anugerahkan. Untuk bersyukur ini, kami memohon taufik kepada-Nya. 🌷 keutamaan bagi orang yang meninggalkan sesuatu karena allah 📌 Ibnul Mubarak di dalamnya Ar-Raqaiq (607) mengatakan: 📌 Syuraik telah menyampaikan kepadaku dari Manshur, dari Mujahid, tentang firman Allah ta'ala: Nabishallallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam hadits beliau, "Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, niscaya Allah Ta'ala akan memberi ganti kepadamu dengan yang lebih baik" (HR. Ahmad. Ahmad. Syeikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih) RasulullahSAW juga pernah bersabda "Sesuatu yang pertama kali dihitamkan pada hari kiamat adalah wajahnya orang yang meninggalkan sholat. Didalam neraka jahanam ada sebuah lembah bernama lamlam. Saling mencintai karena Allah dan saling mencintai karena ilmu itu memutus urat keningnya. Jika kalian melakukan hal itu maka setan akan karenaAllah #tawakkal #baik #tazkiyatunufus Meninggalkansesuatu karena Allah By INFOKOM MIM 30 September 2017 0 3144 "Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik." (HR. Ahmad) Previous article Meraih Cahaya dari Sabar dan Sholat Next article Keutamaan menjalankan puasa 'asyura INFOKOM MIM Stay Connected 0 Fans Siapayang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Dia akan ganti dengan yang lebih baik. Siapa yang meninggalkan budaya dan tradisi syirik, maka Allah akan menggantikannya dengan beribadah pada Allah semata. Shalatnya untuk Allah, sembelihan tumbalnya untuk Allah, dan sedekahnya jadinya untuk Allah. Siapa yang meninggalkan ibadah yang tidak ada tuntunan karena Allah, maka Allah akan [] u48Gp. Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka akan diganti dengan yang lebih baik. Ini salah satu hikmah yang bisa kita gali dari puasa Ramadhan. Bau mulut yang tidak enak saat puasa dibalas dengan bau mulut yang begitu menyenangkan di surga kelak. Bau yang dirasakan begitu wangi, yaitu bau minyak misk. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ “Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak misk.” HR. Bukhari no. 1894 dan Muslim no. 1151 Ketika puasa pun rasa haus dan lapar ditahan, bahkan badan terasa tidak mengenakkan di siang hari. Kesulitan itu diganti dengan pintu Ar Rayyan yang khusus bagi orang yang berpuasa. Perlu diketahui bahwa ar rayyan secara bahasa berarti puas, segar dan tidak haus. Dari Sahl bin Sa’ad, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ “Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut “ar rayyan”. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, “Mana orang yang berpuasa.” Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya.” HR. Bukhari no. 1896 dan Muslim no. 1152. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ “Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” HR. Ahmad 5 363. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih Siapa yang enggan mendatangi dukun atau tukang ramal lalu ia bertawakkal penuh pada Allah, maka Allah akan memudahkan tawakkalnya. Siapa yang enggan meminta-minta mengemis, maka Allah akan menggantinya dengan memberikannya kecukupan dari pekerjaannya. Siapa yang meninggalkan dusta, maka ia akan dihormati di mata manusia. Siapa yang meninggalkan penipuan dalam jual beli, maka Allah akan mendatangkan berkah pada jual belinya. Dalam hadits disebutkan, الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا – أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا – فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا ، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا “Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih khiyar selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu” Muttafaqun alaih. Siapa yang meninggalkan riba, maka Allah akan membukakan keberkahan pada rezekinya. Siapa yang meninggalkan melihat yang haram, maka Allah akan memberikan cahaya pada pandangan dan hatinya. Siapa yang meninggalkan sifat pelit, maka ia akan mulia di sisi manusia dan ia akan menjadi orang-orang yang beruntung. Allah Ta’ala berfirman, وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” QS. At Taghabun 16 Siapa yang meninggalkan sifat sombong dan memilih tawadhu’, maka Allah akan membuat ia meninggikan derajatnya di dunia. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu alaihi wa sallam bersabda, وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ “Tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ rendah diri karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” HR. Muslim no. 2588. Siapa yang meninggalkan rasa dendam dan mudah memaafkan yang lain, maka Allah pun akan menganugerahkan kemuliaan pada dirinya. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu alaihi wa sallam bersabda, وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا “Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya.” HR. Muslim no. 2588. Semoga hikmah Ramadhan ini bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik. Muslimah News, NAFSIYAH — Manusia terkadang diberikan kenikmatan terus-menerus sehingga akhirnya membuat ia kurang sensitif dengan nikmat tersebut. Kemudian ia sering membanding-bandingkan kenikmatan yang didapatkannya dengan orang lain. Padahal Allah mencukupi hidupnya, sesuai dengan apa yang ia butuhkan. Allah tidak hanya menciptakan dunia, tetapi juga menurunkan sejumlah aturan untuk dipatuhi oleh hamba-Nya. Aturan-aturan tersebut sama sekali tidak boleh dilanggar. Ada halal dan haram, ada perintah serta larangan. Saat manusia menjalankan suatu perintah, kadang ia harus meninggalkan perkara yang disukainya, ketika itu pula ia harus menelan rasa pahit. Seluruh perintah dari Allah Taala hanya akan dilakukan oleh orang-orang mukmin. Karena mereka bersabar dan meyakini bahwa kehidupan sebenarnya yang terdapat berbagai kenikmatan hanya ada di surga. Seorang mukmin meyakini sabda Rasulullah saw., “Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” HR Ahmad Seorang mukmin akan meninggalkan penipuan dalam jual beli. Ia yakin bahwa Allah akan mendatangkan keberkahan pada jual belinya. “Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih khiyar selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilang keberkahan bagi mereka dalam transaksi itu.” Muttafaqun alaih. Seorang mukmin pun akan meninggalkan sifat pelit. Ia memahami bahwa gemar memberi akan menjadikannya mulia di sisi manusia dan menjadi bagian orang-orang yang beruntung. Firman Allah Taala, “Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” QS At-Taghabun 16. Tidak hanya itu, seorang mukmin juga akan meninggalkan sifat sombong, ia memilih tawaduk karena hal itu akan meninggikan derajatnya di dunia. Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah seseorang memiliki sifat tawaduk rendah diri karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” HR Muslim. Seorang mukmin meninggalkan rasa dendam dan mudah memaafkan sesama manusia. Karena ia memahami Allah akan menganugerahkan kemuliaan pada dirinya. Sabda Rasul saw., “Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf, melainkan akan semakin memuliakan dirinya.” HR Muslim Bahkan, ada ganjaran yang luar biasa dari Allah Taala jika seorang muslim meninggalkan kemaksiatan karena-Nya. Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa yang meninggalkan kehinaan maksiat menuju kemuliaan taat, Allah akan membuatnya kaya tanpa harta, mengukuhkannya tanpa tentara, dan membuatnya berjaya tanpa massa pendukung.” HR Baihaqi Kita bisa mengambil ibrah dari suatu kisah yang disampaikan oleh Imam Al-Ghazali. Ia menceritakan tentang Utbah al-Ghulam. Utbah pernah menjadi pelaku maksiat kelas kakap sebelum menjadi seorang waliyullah. Suatu waktu ia tertarik untuk menghadiri majelis Syekh Hasan al-Basri di Irak. Kemudian ia menanyakan perihal maksiat yang pernah dilakukannya kepada Syekh Hasan. “Wahai Syekh, apakah orang seperti aku yang selama hidupnya berbuat maksiat, akankah tobatku diterima Allah Taala? “ Syekh menjawab, “Ya, Allah Taala akan menerima tobatmu dan mengampunimu.” Utbah kaget dan seketika ia pingsan setelah mendengar jawaban Syekh Hasan. Setelah ia siuman, ia menanyakan kembali tentang perbuatan maksiat yang pernah dilakukannya. Kembali pula Syekh Hasan menjawab dengan jawaban yang sama. Utbah pingsan lagi karena gembira sekali. Saat Utbah sadar, ia mengangkat mukanya dan berdoa kepada Allah Swt., “Ya Allah, kalau benar Engkau telah mengampuni dosaku, mudahkanlah aku dalam memperlajari ilmu agama. Ya Allah, kalau benar Engkau telah mengampuni dosaku, anugerahi aku suara yang indah untuk melantunkan Al-Qur’an. Ya Allah, kalau benar dosaku telah Engkau ampuni, penuhi kecukupan makanan untukku setiap hari.” Doa Utbah ternyata dikabulkan Allah Taala. Ia diberikan kemudahan memahami ilmu agama hingga menjadi orang yang dalam ilmunya. Allah juga menganugerahinya suara indah, sehingga banyak orang kafir masuk Islam saat mendengar bacaan Al-Qur’an darinya. Allah juga memberikan beberapa potong roti lengkap dengan kuahnya setiap pagi untuknya Mukasafah al-Qulub. Inilah balasan Allah Swt. kepada hamba-Nya yang meninggalkan maksiat. Oleh karena itu, Saudariku, jangan ragu untuk meninggalkan larangan Allah, yakni meninggalkan berbagai bentuk kemaksiatan, karena Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Begitu pula kita tidak boleh ragu untuk meninggalkan sistem sekularisme dan menerapkan sistem Islam, karena Allah akan berikan keberkahan dan rahmat-Nya jika kita tunduk dan taat pada-Nya. Wallahualam. [MNews/Rndy-Rgl] Foto sampul iStock بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيم Di antara kaidah yang ditunjukkan oleh Al-Qur’an dan hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah Ta’ala, maka Allah Ta’alaakan menggantinya dengan sesuatu yang jauh lebih baik. Dalam hadits riwayat Imam Ahmad, diceritakan tentang seorang lelaki dari penduduk kampung Arab Badui yang berkata, أَخَذَ بِيَدِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَعَلَ يُعَلِّمُنِي مِمَّا عَلَّمَهُ اللهُ وَقَالَ ” إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا اتِّقَاءَ اللهِ إِلَّا أَعْطَاكَ اللهُ خَيْرًا مِنْهُ “ “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memegang kedua tanganku. Beliau pun mulai mengajarkan aku dari ilmu yang Allah Ta’ala wahyukan kepada beliau. Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata, Sesungguhnya tidaklah Engkau meninggalkan sesuatu karena ketakwaan kepada Allah Ta’ala, kecuali Allah pasti akan memberikan sesuatu sebagai pengganti, pen. yang lebih baik darinya.” HR. Ahmad no. 20739. Dinilai shahih oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth. Allah Ta’ala banyak menyebutkan hal ini di berbagai ayat dalam Al-Qur’an. Di antaranya adalah kisah tentang sahabat Nabi dari kaum muhajirin yang berhijrah bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam ke kota Madinah dengan meninggalkan kampung halaman dan harta mereka di kota Makkah. Mereka juga meninggalkan berbagai kesenangan yang mereka miliki. Allah Ta’ala pun kemudian mengganti dengan limpahan rizki di dunia dan kemuliaan untuk mereka radhiyallahu anhum. Nabi Ibrahim alaihis salaam, beliau meninggalkan ayah dan kaumnya dan juga meninggalkan sesembahan-sesembahan mereka selain Allah Ta’ala. Lalu Allah Ta’ala pun mengkaruniakan Ishaq dan Ya’qub kepada beliau, serta anak keturunan yang shalih. Demikian pula ash–habul kahfi, ketika mereka meninggalkan kaumnya dan sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah Ta’ala, maka Allah Ta’ala pun menurunkan rahmat-Nya dan menjadikan mereka sebagai sebab hidayah bagi orang-orang yang tersesat. Allah Ta’ala berfirman, وَالَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهَا مِنْ رُوحِنَا وَجَعَلْنَاهَا وَابْنَهَا آيَةً لِلْعَالَمِينَ “Dan ingatlah kisah Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu kami tiupkan ke dalam tubuh-nya ruh dari Kami. Dan Kami jadikan dia dan anaknya sebagai tanda kekuasaan Allah yang besar bagi semesta alam.” QS. Al-Anbiyaa’ [21] 91 Maka barangsiapa yang meninggalkan dorongan syahwatnya, maka Allah Ta’ala akan ganti dengan rasa cinta kepada-Nya, manisnya beribadah hanya kepada-Nya, bertaubat kepada-Nya, yang itu semua mengalahkan berbagai kelezatan duniawi. Referensi Disarikan dari kitab Al-Qowaa’idul Hisan Al-Muta’alliqatu bi Tafsiir Al-Qur’an, karya Syaikh Abdurrahman bin Naashir As-Sa’di rahimahullahu Ta’ala, cet. Daar Thaybah tahun 1434, hal. 219-220 kaidah ke-69. Muhammad Ikram adalah Seorang Penulis, Pemred Mujahid Dakwah, Pembina Daar Al-Qalam dan Mahasiswa PPS UINAM Tinggalkan dia karena Allah swt Dalam riwayat Hadits yang lemah bahwa Nabi bersabda من ترك شيئا لله عوضه الله خيرا منه Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, Allah akan mengganti dengan sesuatu yang lebih baik untuknya. Namun ada sebuah riwayat yang derajatnya lebih shahih ala sarthi muslim, hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah di dalam Musnadnya. عَنْ أَبِي قَتَادَةَ ، وَأَبِي الدَّهْمَاءِ ، قَالَا أَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الْبَادِيَةِ ، فَقُلْنَا هَلْ سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا ؟ قَالَ نَعَمْ، سَمِعْتُهُ يَقُولُ ” إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ “. Dari Abu Qatadah dan Abu Ad Dahma` keduanya berkata Kami mendatangi salah seorang pedalaman, kami bertanya Apa kau pernah mendengar sesuatu dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam? Ia menjawaba Ya, aku mendengar beliau bersabda “Tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah AzzaWaJalla melainkan Allah akan mengganti dengan sesuatu yang lebih baik darinya untukmu.”

kisah meninggalkan sesuatu karena allah